Program TAGANA Masuk Sekolah di Kabupaten Sidoarjo
Program Tagana Masuk Sekolah ( TMS ), Di perkenalkan tahun 2009 oleh Joko Selamet (Tagana Sidoarjo), di Smkn 2 Sidoarjo.. Inisiatif ini berkembang menjadi ekstrakurikuler resmi yang dikukuhkan pada 7 Oktober 2009, melibatkan anggota ekskul Pramuka dan PMR. Tujuannya membangun pemahaman mitigasi bencana sejak dini dan menciptakan agen perubahan di kalangan pelajar.
Dengan kehadiran program Tagana Masuk Sekolah, diharapkan siswa dapat lebih memahami pentingnya mitigasi bencana dan menjadi agen perubahan dalam membangun kesadaran bencana di lingkungan sekitarnya. Melalui program Tagana Masuk Sekolah, diharapkan generasi muda dapat menjadi lebih siap dan tanggap dalam menghadapi ancaman bencana alam di masa depan.
Melalui pemahaman dan pengetahuan mengenai bencana serta langkah-langkah yang harus dilakukan saat bencana terjadi, diharapkan dapat mengurangi risiko dan kerugian yang mungkin terjadi.
Beberapa materi yang bisa diajarkan dalam program siaga bencana di sekolah antara lain:
1. Jenis Bencana: Siswa perlu memahami jenis-jenis bencana seperti gempa bumi, banjir, tanah longsor, kebakaran, dan lain sebagainya. Dengan mengetahui karakteristik setiap bencana, siswa dapat lebih siap menghadapinya.
2. Prosedur Evakuasi: Penting untuk melatih siswa tentang prosedur evakuasi yang benar saat terjadi bencana. Siswa bisa membuat dan memahami rute evakuasi yang aman dan mengikuti instruksi dari petugas atau guru.
3. Peralatan Darurat: Mengetahui peralatan darurat seperti APAR (Alat Pemadam Api Ringan), kotak P3K (Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan), teknik mengangkat korban, pembentukan Satuan Siaga Bencana Sekolah dan lainnya yang di harapkan akan membantu siswa untuk memberikan pertolongan pertama saat diperlukan.
4. Komunikasi Darurat: Siswa harus mengerti cara berkomunikasi secara efektif dalam situasi darurat, baik dengan guru, petugas, atau teman sekelas agar bantuan dapat segera diterima.
5. Pemeliharaan Fasilitas: Mengajarkan siswa untuk menjaga fasilitas sekolah seperti tangga darurat, hydrant, dan jalan evakuasi agar selalu siap digunakan saat dibutuhkan.
Dengan adanya materi siaga bencana di sekolah, diharapkan seluruh individu di lingkungan sekolah dapat lebih siap dan tanggap menghadapi bencana serta membantu dalam upaya pencegahan dan penanggulangan. Siaga bencana bukan hanya tanggung jawab pemerintah, namun juga tanggung jawab bersama untuk menciptakan lingkungan yang aman dan siap menghadapi segala bentuk ancaman bencana.
Meskipun memiliki tantangan tersendiri seperti terbatasnya anggaran atau infrastruktur sekolah dan perlengkapan yang masih jauh dari kata memadai , Tapi semoga ke depan dengan semakin massifnya kebencanaan yang terjadi karena efek perubahan iklim yang semakin nyata dan mengancam, pemerintah bisa mengalokasikan Pendanaan Berkelanjutan berkolaborasi dengan CSR perusahaan untuk mendukung sekolah marginal. Juga mengintegrasikan Kurikulum dan Memasukkan modul TMS ke pembelajaran wajib. Serta terus memperbarui Pemetaan Sekolah Rawan : Prioritas TMS untuk wilayah geografis berisiko tinggi.
Program TAGANA Masuk Sekolah, bukan sekadar program insidental, melainkan investasi ketangguhan bangsa. Prinsip "satu komando, satu aturan, satu korsa" perlu diadopsi secara nasional untuk menyinkronkan upaya mitigasi. Dengan generasi muda yang terlatih (seperti 143 siswa di Sidoarjo ), Indonesia dapat membangun budaya siaga bencana yang sistemik dan partisipatif.
TMS telah membuktikan diri sebagai strategi efektif menciptakan generasi tangguh bencana. Keberlanjutannya bergantung pada komitmen multipihak: pemerintah, sekolah, dan masyarakat.
Belum ada Komentar untuk "Program TAGANA Masuk Sekolah di Kabupaten Sidoarjo"
Posting Komentar