Tagana Kabupaten Sidoarjo Dampingi Keluarga Korban KMP Tunu Pratama Jaya di Banyuwangi
Banyuwangi, 9 Juli 2025, Tragedi tenggelamnya kapal KMP Tunu Pratama Jaya di Selat Bali telah memunculkan gelombang solidaritas kemanusiaan yang melampaui batas-batas administratif wilayah. Sebagai wujud nyata dari semangat gotong royong dan kepedulian lintas daerah, Tim Taruna Siaga Bencana (Tagana) Kabupaten Sidoarjo bersama Dinas Sosial Sidoarjo hadir langsung di Pelabuhan Ketapang dan RSUD Blambangan, Banyuwangi, untuk memberikan dukungan dalam proses penanganan korban.
Meskipun jenazah yang diterima pada hari Rabu (9/7) bukan merupakan warga Kabupaten Sidoarjo, kehadiran tim ini menunjukkan komitmen yang kuat terhadap nilai-nilai kemanusiaan dan solidaritas antar wilayah. Kehadiran mereka menjadi bukti bahwa dalam menghadapi bencana, batas-batas administrasi bukanlah penghalang untuk memberikan bantuan kepada sesama.
Tim Tagana Sidoarjo yang dipimpin oleh Kristian Yudi Arianto bersama enam anggota lainnya melakukan koordinasi intensif dengan berbagai instansi terkait. Kerjasama ini melibatkan Tagana Kabupaten Banyuwangi, Dinas Sosial Banyuwangi, Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas), TNI Angkatan Laut, serta Tim Disaster Victim Identification (DVI) Polda Jawa Timur.
Koordinasi lintas institusi ini menunjukkan pentingnya sinergi dalam menghadapi situasi darurat. Setiap instansi memiliki peran dan keahlian yang saling melengkapi, mulai dari operasi pencarian dan penyelamatan hingga proses identifikasi korban. Kehadiran Tagana Sidoarjo dalam jejaring ini memperkuat sistem respons bencana yang terintegrasi.
"Kami datang untuk memberikan dukungan moral dan memperkuat koordinasi lapangan. Ini bagian dari komitmen Tagana dalam membangun respons kemanusiaan tanpa melihat batas administratif," ungkap Kristian Yudi Arianto, Pembina Tagana Kabupaten Sidoarjo.
Partisipasi aktif tim ini merupakan implementasi nyata dari nilai TTM PLUS (Tagana Teman Masyarakat – Perlindungan untuk Semua). Konsep ini tidak hanya menekankan pada aspek teknis penanganan bencana, tetapi juga pada dimensi kemanusiaan yang lebih luas. Tagana tidak hanya berperan sebagai responder bencana, tetapi juga sebagai jembatan solidaritas antar komunitas.
Kehadiran tim yang terdiri dari tujuh personil - Kristian Yudi Arianto, Yoyok Meilianto, Indri Setiawan, Margiono, Ribut Erawati, Dwi Indayati, dan Susilowati - memberikan dukungan yang komprehensif. Mereka tidak hanya hadir secara fisik, tetapi juga memberikan dukungan moral bagi keluarga korban dan memperkuat koordinasi antar instansi di lapangan.
Kegiatan pendampingan ini telah menghasilkan beberapa pencapaian signifikan. Pertama, terjalinnya koordinasi aktif antarinstansi yang memperlancar proses penanganan kemanusiaan. Kedua, terlaksananya pendampingan yang komprehensif selama proses identifikasi dan penanganan jenazah. Ketiga, meningkatnya kesiapsiagaan dan penguatan jejaring antar-Tagana di wilayah Jawa Timur.
Keberhasilan ini menunjukkan bahwa investasi dalam membangun jaringan solidaritas dan sistem respons bencana yang terintegrasi memberikan hasil yang nyata. Ketika bencana terjadi, respons yang cepat dan terkoordinasi dapat mengurangi penderitaan korban dan keluarga yang ditinggalkan.
Kehadiran Tagana Sidoarjo dalam tragedi ini memberikan makna yang mendalam tentang solidaritas kemanusiaan. Dalam situasi darurat, batas-batas geografis dan administratif menjadi tidak relevan. Yang terpenting adalah kemampuan untuk saling mendukung dan bahu-membahu dalam menghadapi kesulitan.
Semangat gotong royong yang ditunjukkan oleh tim ini juga merefleksikan nilai-nilai luhur bangsa Indonesia. Dalam budaya masyarakat Indonesia, membantu sesama yang sedang kesulitan merupakan kewajiban moral yang tidak bisa ditawar-tawar. Tagana Sidoarjo telah menunjukkan bahwa nilai-nilai ini masih hidup dan menjadi pedoman dalam bertindak.
Kegiatan ini bukan hanya respons sesaat terhadap tragedi, tetapi bagian dari komitmen jangka panjang untuk membangun sistem proteksi sosial yang solid. Tagana Kabupaten Sidoarjo terus menunjukkan peran aktif dalam setiap respons bencana, hadir bukan hanya untuk warga Sidoarjo, tetapi untuk seluruh masyarakat yang membutuhkan.
Dengan semangat pengabdian tanpa batas, Tagana Kabupaten Sidoarjo telah membuktikan bahwa kemanusiaan tidak mengenal batas wilayah. Mereka hadir ketika dibutuhkan, memberikan yang terbaik untuk sesama, dan memperkuat jaringan solidaritas yang menjadi fondasi ketahanan masyarakat dalam menghadapi berbagai tantangan.
Tragedi KMP Tunu Pratama Jaya kembali mengingatkan kita tentang pentingnya kesiapsiagaan dan solidaritas dalam menghadapi bencana. Kehadiran Tagana Sidoarjo di Banyuwangi adalah bukti nyata bahwa dalam menghadapi musibah, kita tidak sendirian. Ada tangan-tangan yang siap membantu, ada hati yang peduli, dan ada semangat gotong royong yang akan terus menjadi kekuatan bangsa ini.
Dalam semangat TTM PLUS, Tagana tidak hanya menjadi teman masyarakat, tetapi juga pelindung bagi semua yang membutuhkan, kapan pun dan di mana pun mereka berada.
Belum ada Komentar untuk "Tagana Kabupaten Sidoarjo Dampingi Keluarga Korban KMP Tunu Pratama Jaya di Banyuwangi"
Posting Komentar