TAGANA Sidoarjo, Ajak murid baru sigap tanggap hadapi bencana

Ajak murid baru sigap tanggap hadapi bencana



Krembung, 16 Juli 2025, Hari ketiga Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) di SMPN 1 Krembung menampilkan inovasi pendidikan yang patut diapresiasi. Kegiatan yang berlangsung pada tanggal 16 Juli 2025 ini tidak hanya memperkenalkan siswa baru pada lingkungan sekolah, tetapi juga memberikan bekal kesiapsiagaan bencana yang krusial bagi generasi muda Indonesia.


Indonesia, sebagai negara dengan tingkat risiko bencana tertinggi di dunia menurut World Risk Index 2023, membutuhkan pendekatan pendidikan kebencanaan yang menyeluruh. SMPN 1 Krembung telah menunjukkan kepemimpinan dalam hal ini dengan mengintegrasikan simulasi gempa bumi ke dalam program MPLS mereka.

Kegiatan yang dilaksanakan oleh TAGANA (Taruna Siaga Bencana) ini memberikan otoritas dan keahlian yang kredibel. Pemilihan waktu yang tepat, saat siswa baru sedang dalam masa adaptasi lingkungan baru, memungkinkan informasi keselamatan diserap dengan lebih efektif.


Simulasi gempa bumi yang diadakan mengajarkan teknik dasar "Drop, Cover, Hold On" sesuai dengan standar internasional yang direkomendasikan oleh FEMA AS dan BPBD Indonesia. Penggunaan buku atau tas sebagai pelindung kepala merupakan improvisasi praktis yang mudah diingat dan diterapkan siswa.

Penelitian UNESCO tahun 2022 menunjukkan bahwa pembelajaran berbasis simulasi secara signifikan meningkatkan retensi pengetahuan dan respons otomatis saat bencana nyata terjadi dibandingkan dengan pembelajaran teoretis semata. Kegiatan yang dilakukan dengan suasana ceria juga membantu mengurangi rasa takut berlebihan sambil membangun sikap proaktif dalam menghadapi situasi darurat.

MPLS hari ketiga ini tidak hanya fokus pada simulasi bencana, tetapi juga mengintegrasikan berbagai aspek pembentukan karakter siswa. Aktivitas pagi yang dimulai dengan membaca Yasin dan apel pagi membangun rutinitas dan kedisiplinan yang menjadi fondasi penting dalam situasi darurat.

Pengenalan ekstrakurikuler seperti PMR (Palang Merah Remaja) juga menjadi bagian strategis dari program ini. Organisasi tersebut merupakan ujung tombak penanganan pertama dan dukungan psikososial di tingkat sekolah saat terjadi bencana.

Kegiatan berkeliling sekolah untuk mengenal ruang kelas, fasilitas lain, dan yang terpenting, titik kumpul evakuasi, merupakan bagian integral dari pemetaan keselamatan. Siswa perlu mengetahui dengan pasti ke mana harus berlari dan di mana berkumpul saat terjadi keadaan darurat.

Pendekatan SMPN 1 Krembung memiliki beberapa keunggulan yang patut diapresiasi. Keterlibatan ahli dari TAGANA memastikan materi yang disampaikan akurat dan berdasarkan protokol resmi. Kombinasi penjelasan di aula diikuti simulasi langsung meningkatkan efektivitas pembelajaran, sementara suasana positif membantu membentuk mindset proaktif.

Namun, masih terdapat potensi pengembangan yang dapat dilakukan. Diversifikasi jenis bencana yang disimulasikan, seperti banjir, kebakaran, atau angin puting beliung sesuai dengan kondisi geografis lokal, akan membuat program ini lebih komprehensif. Keterlibatan yang lebih aktif dari siswa dalam praktik evakuasi dan pemahaman tentang sinyal darurat sekolah juga dapat ditingkatkan.

Kegiatan ini selaras dengan program "Sekolah Aman" yang digalakkan BNPB dan Kemdikbudristek dalam kerangka Kerangka Kerja Sendai untuk Pengurangan Risiko Bencana 2015-2030. Siswa yang terlatih hari ini akan menjadi agen perubahan di keluarga dan masyarakatnya di masa depan, menciptakan budaya sadar bencana yang lebih luas.

Studi International Federation of Red Cross tahun 2021 membuktikan bahwa edukasi dini dan simulasi rutin terbukti menekan angka korban jiwa dan luka-luka saat bencana terjadi, terutama di lingkungan padat seperti sekolah.

MPLS hari ketiga SMPN 1 Krembung 2025 merupakan contoh praktik baik dalam mengintegrasikan pendidikan kebencanaan yang aplikatif dan menyenangkan ke dalam kegiatan pengenalan sekolah. Pendekatan holistik yang menggabungkan pembiasaan, pengenalan lingkungan, penjelasan ahli, dan simulasi langsung memberikan fondasi yang kuat bagi siswa baru untuk menjadi lebih tanggap dan sigap.

Inisiatif ini perlu diapresiasi dan dijadikan inspirasi bagi sekolah lain di seluruh Indonesia. Langkah selanjutnya yang krusial adalah memastikan kontinuitas pelatihan kesiapsiagaan bencana sepanjang tahun ajaran dan memperluas cakupannya ke lebih banyak jenis ancaman bencana yang relevan secara lokal.

Dengan demikian, SMPN 1 Krembung tidak hanya menyambut murid baru, tetapi juga secara proaktif membangun generasi tangguh bencana yang siap menjaga keselamatan diri dan sekitarnya. Ini adalah investasi jangka panjang yang akan memberikan manfaat tidak hanya bagi siswa, tetapi juga bagi masyarakat Indonesia yang lebih luas dalam menghadapi tantangan bencana alam di masa depan.



"Artikel ini disusun berdasarkan laporan kegiatan MPLS SMPN 1 Krembung yang dilaksanakan pada 16 Juli 2025, dengan dukungan data dan referensi dari berbagai sumber terpercaya terkait pendidikan kebencanaan dan manajemen risiko bencana."

Belum ada Komentar untuk "TAGANA Sidoarjo, Ajak murid baru sigap tanggap hadapi bencana"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel